Akhir 2002 sebelum kenal dengan Tahitian Noni Juice merupakan awal dari penderitaan hidup Ratnasari Ayudia (52 tahun), karena di vonis menderita penyakit tulang pinggul (cocksitis TBC). Sejak saat itu Ratnasari hanya bisa terbaring lemah. Berdiri harus dibantu, Padahal sebelumnya ia adalah orang yang aktif. Penderitaan itu membuatnya stress.
Berat badannya terus menyusut dari 66 kg menjadi 48 kg. Berbagai cara ia tempuh untuk kesembuhan, tapi keputusasaanlah yang selalu menghampirinya, karena hasil pemeriksaan laboratorium tidak mengalami kemajuan. Sampai suatu hari, Ratnasari dihampiri seorang rekannya Ibu Indrayanti, yang memperkenalkan Tahitian Noni Juice pertama kali. Puji Tuhan, niat baik Ibu Indrayanti yang datang dari Jakarta ke Bandung hanya untuk memberikan Tahitian Noni Juice berbuah manis. Sejak Ratnasari mengkonsumsi Tahitian Noni Juice pada awal Juni lalu, kesehatannya mulai pulih. Bahkan hasil pemeriksaan laboratoriumnya berubah drastis. Awalnya Laju Endap Darah (LED) mencapai angka 80. Sejak mengkonsumsi Tahitian Noni Juice 1 sloki (30 ml) pagi dan 1 sloki (30 ml) malam selama 1 bulan, LED Ratnasari perlahan mulai turun hingga 26 lalu 24, dua bulan kemudian turun menjadi 23. Yang luar biasa, setelah 3 bulan mengkonsumsi Tahitian Noni Juice, akhirnya LED mencapai angka normal 8–akhir penantian selama dua setengah tahun yang ia jalani dengan minum obat TBC dan lain-lain, yang tidak membawa hasil.
Kejadian ini sempat membuat suami Ratnasari yang juga seorang dokter merasa heran. “Kok bisa, ya?”, katanya. Sampai-sampai suaminy a menganjurkan agar ia selalu mengkonsumsi Tahitian Noni Juice. Ratnasari merasa berterima kasih kepada Tahitian Noni Juice yang telah menyembuhkannya dari penyakit tulang pinggul atau cocksitis TBC.
Berat badannya terus menyusut dari 66 kg menjadi 48 kg. Berbagai cara ia tempuh untuk kesembuhan, tapi keputusasaanlah yang selalu menghampirinya, karena hasil pemeriksaan laboratorium tidak mengalami kemajuan. Sampai suatu hari, Ratnasari dihampiri seorang rekannya Ibu Indrayanti, yang memperkenalkan Tahitian Noni Juice pertama kali. Puji Tuhan, niat baik Ibu Indrayanti yang datang dari Jakarta ke Bandung hanya untuk memberikan Tahitian Noni Juice berbuah manis. Sejak Ratnasari mengkonsumsi Tahitian Noni Juice pada awal Juni lalu, kesehatannya mulai pulih. Bahkan hasil pemeriksaan laboratoriumnya berubah drastis. Awalnya Laju Endap Darah (LED) mencapai angka 80. Sejak mengkonsumsi Tahitian Noni Juice 1 sloki (30 ml) pagi dan 1 sloki (30 ml) malam selama 1 bulan, LED Ratnasari perlahan mulai turun hingga 26 lalu 24, dua bulan kemudian turun menjadi 23. Yang luar biasa, setelah 3 bulan mengkonsumsi Tahitian Noni Juice, akhirnya LED mencapai angka normal 8–akhir penantian selama dua setengah tahun yang ia jalani dengan minum obat TBC dan lain-lain, yang tidak membawa hasil.
Kejadian ini sempat membuat suami Ratnasari yang juga seorang dokter merasa heran. “Kok bisa, ya?”, katanya. Sampai-sampai suaminy a menganjurkan agar ia selalu mengkonsumsi Tahitian Noni Juice. Ratnasari merasa berterima kasih kepada Tahitian Noni Juice yang telah menyembuhkannya dari penyakit tulang pinggul atau cocksitis TBC.
No comments:
Post a Comment