Wednesday, December 23, 2009

Penyakit Diabetes dan Tahitian Noni

Banyak orang terkesima saat mengetahui bahwa diabete merupakan pembunuh terbesar ketiga di dunia setelah penyakit jantung dan kanker. Untungnya, banyak efek-efek dari diabetes yang dapat dikendalikan. Meskipun penyakit ini tidak tersembuhkan, namun penelitian-penelitian memperlihatkan bahwa dengan mempertahankan kadar gula seseorang sedemikian rupa mendekati batas normal maka komplikasi-komplikasi jangka panjang akibat diabetes seperti serangan jantung, gagal ginjal, dan kebutaan akan dapat dikurangi secara signifikan.

Tubuh penderita diabetes sendiri tidak mampu untuk mengolah makanan menjadi energi. Inti permasalahan adalah kemampuan tubuh dalam memproduksi dan menggunakan hormon insulin secara baik. Sel beta dalam pankreas yang memproduksi insulin. Terdapat dua jenis diabete Tipe I dan Tipe II.
Pada diabetes Tipe I tubuh hanya sedikit atau bahkan tidak mampu memproduksi insulin. Kondisi sering disebut sebagai diabetes kaum muda karena biasanya muncul pada usia muda dan lebih akut.
Pada diabetes tipe II tubuh mampu memproduksi insulin secukupnya (terkadal bahkan lebih dari cukup). Namun, insulin yang diproduksi tidak dapat diserap oleh sel tubuh untuk memecah gula menjadi energi.
Pada diabetes tipe III, tubuh juga mengalami masalah dalam menggunakan lemak dan protein secara baik. Dari semua jenis diabetes hampir 90% adalah diabetes tipe II. Kondisi ini sering disebut sebagai diabetes ‘usia-Ianjut’,

Gejala-gejala dari kedua tipe diabetes tersebut serupa. Yang paling umum antara lain:
 kekurangan energi
 mudah lapar
 sering buang air kecil
 rasa haus yang berlebih
 pandangan yang kabur
 mual
 rasa sakit di bagian perut
 tidaknyamanan
 merasa lemah.

Tipe I sering dikaitkan dengan turunnya berat badan. Sedangkan tipe II sel dikaitkan dengan penambahan berat badan. Meskipun kita tahu bahwa diabetes dalam berbagai situasi adalah penyakit keturunan namun para ilmuwan tidak mengetahui dengan pasti penyebabnya, kemungkinannya karena sistem endokrin dan kekebalan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik.

Riset memperlihatkan bila sistem kekebalan tubuh mulai berbalik menyerang diri sendiri - kemungkinan karena gangguan otoimunitas - maka sel beta dalam pankreas akan rusak atau setidaknya jumlah sel beta yang berfungsi dengan baik akan berkurang. Hal ini tentu akan mempengaruhi jumlah, kemurnian dan efektifitas dari insulin dalam tubuh. Namun bila sistem kekebalan tubuh sanggup menghalau serangan tersebut maka integritas dari insulin tubuh akan dapat dipertahankan.

Serangkaian tes yang ada saat ini telah memungkinkan untuk mendeteksi kegagalan antibodi-antibodi dalam darah sejak dini pada orang-orang yang menunjukkan gejala terserang diabetes. pada beberapa orang dewasa, antibodi - antibodi yang merusak ini dapat muncul bertahun-tahun sebelum gejala-gejala diabetes timbul. jenjang waktu ini disebut sebagai “tahap pre-diabetes.” Tahapan ini juga ditemui pada penyakit-penyakit gangguan endokrin lainnya seperti Hashimoto’s Thyroiditis dan penyakit Addison (kekurangan adrenalin). Gabungan dari keduanya dikenal sebagai Sindrom Schmidt.

Pada tahun 196o-an, Dr. Neil Solomon berada di Fakultas Kedokteran di john Hopkins Medical School dan menjadi anggota dari tim medis yang melakukan penelitian atas Sindrom Schmidt. Tim ini terdiri dari ahli-ahli medis ternama dari Rumah Sakit John Hopkins seperti mendiang Dr. A.M. Harvey, Ketua dan Profesor di Departemen Pengobatan; Dr. Ivan L. Bennett, Ketua dan Profesor di Departemen patologi; Dr. Charles C. Carpenter, Ketua Residensi pelayanan Medis Osler di Rumah Sakit john Hopkins dan yang lainnya. Tim kami menemukan bahwa pasien penderita Sindrom Schmidt ini tidak hanya mempunyai antibodi-antibodi yang menyerang kelenjar adrenal dan thyroid namun juga menyerang set beta dalam pankreas yang memproduksi insulin. Kami telah menerbitkan jurnaljurnal medis yang menunjukkan hubungan antara antibodi dengan adrenal, thyroid dan pankreas.

Dr. Neil Solomon percaya salah satu efek noni adalah pada pankreas dan sistem kekebalan tubuh. penelitian terkini telah menunjukkctn bahwa noni mampu mengatur kesehatan sistem kekebalan tubuh baik dengan meningkatkan kinerja sistem yang telah berjalan dengan baik atau dengan merangsang komponen-komponen dalam sistem kekebalan tubuh yang lamban dalam bereaksi. Sebagai tam bahan, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, noni dipercaya sanggup memperkuat dan mempertahankan struktur selular. Hal tersebut dapat dicapai dengan noni bertindak sebagai adaptogen yang akan membantu “sel yang sakit” untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Dalam kasus diabetes maka noni akan membantu sel-sel beta dalam pankreas yang tidak berfungsi atau membantu sel-sel tubuh yang tidak berhasil dalam usaha mereka untuk menerima dan menggunakan glukosa dalam darah.

Selain itu mengkonsumsi noni juga dapat membantu meringankan gejala-gejala diabetes melalui kemampuannya untuk merangsang produksi scopoletin dalam tubuh dan produksi nitric oxide secara tidak langsung. Keduanya merupakan faktor penting dalam meredakan gejala-gejala seperti peredaran darah dan penglihatan yang kurang baik. Karena asupan gula - meskipun itu gula alami - sangat penting untuk diawasi dalam pala makan penderita diabetes. maka perlu dicatat bahwa 120 cc tahitian noni setara dengan 1 satu macam buah. Suatu aturan umum bagi penderita diabetes adalah dengan mengkonsumsi tahitian nonisecara bertahap. Namun yang perlu diingat karena noni adalah makanan alami maka kecil kemungkinannya noni akan mengubah kadar gula dalam darah dibandingkan dengan jus buah lainnya. Mencatat kadar gula dalam darah setiap hari merupakan cara yang baik untuk memonitor bila terjadi suatu perubahan. Sebagai rekomendasi, catatlah kadar gula darah anda pada pagi hari (gula puasa) dan pada sore hari (sekitar pukul 16.00). Catatan ini akan memperlihatkan bagaimana tubuh anda mengolah gula dan merespon terhadap tahitian noniatau apapun yang anda makan.
Mohon dicatat bagi penderita diabetes tipe I untuk tidak menggantikan suntikan insulin dengan noni juice. Mereka dapat mengurangi jumlah suntikan insulin. Menggunakan suplemen alami seperti tahitian noni harus dilakukan di bawah pengawasan dokter. Berdasarkan penelitian Dr. Neil Solomon, dari 5.945 pengguna noni yang menderita diabetes, 79% di antaranya melaporkan gejala-gejala diabetes yang semakin membaik.

Dosis penggunaan Noni: jumlah konsumsi rata-rata dari 79O% responden yang mengalami kemajuan kesehatan yang positif adalah 90 cc setiap hari.



No comments:

Post a Comment

Pakar Kesehatan Berpendapat :

Pakar Kesehatan Berpendapat :
"Tahitian Noni Juice membantu proses penyembuhan pasien diabetes dengan 3 jalan : meningkatkan sekresi insulin pada pankreas, penyerapan glukosa pada jaringan dan mereduksi penyerapan glukosa pada dinding usus" (Dr. Djoko Maryono SpPD SpJK, Internist and Cardiologist)



Translate to :

or HERE

Artikel, Kesaksian, Video