Monday, January 18, 2010

Tahitian Noni dari Tahiti

APA JADINYA BILA POHON TUMBUH DI PULAU TERISOLASI, TANPA PENGHUNI, TIADA POLUSI, DAN NUTRISI MEMADAI? TANAMAN ANGGOTA FAMILI RUBIACEAE ITU TUMBUH SECARA ALAMI, TANPA PUPUK DAN PESTISIDA SERTA BUKAN HASIL BUDIDAYA. ITULAH TAHITIAN NONI YANG KINI BEREDAR DI 80 NEGARA.

Menyebut tahitian noni tak selamanya berarti mengkudu dari Pulau Tahiti, tetapi juga dari pulau-puau lain di negara Polinesia Perancis. Tahiti merupakan pulau terbesar-panjang 55 km, lebar 25 km-di negara yang beribukota di Papeete itu. Selain Tahiti masih ada 199 pulau lain seperti Marquesas, Moorea, dan Tuoamotu yang juga menjadi habitat mengkudu. Di pulau-pulau itu mengkudu tumbuh alami.
Namun, menurut Soedjono dan Erwin Feriyanto kini di beberapa pulau seperti Tahiti, mengkudu juga mulai dibudidayakan sejak 2 tahun lalu. Walaupun, pupuk dan pestisida kimia terlarang digunakan. Soedjono dan Erwin Feriyanto adalah pengusaha di Jakarta yang baru saja mengunjungi perkebunan mengkudu di Tahiti.

Nyamuk
Nama Tahiti memang lebih populer ketimbang pulau-pulau lain di Polinesia Perancis sebagai penghasil mengkudu. Boleh jadi lantaran John Wadsworth, ahli nutrisi dari Amerika Serikat, meriset mengkudu di Tahiti pada 1995. Ia meneliti buah beraroma menyengat itu setelah memperoleh informasi tentang xeronine dalam buah mengkudu.
Xeronine yang berfungsi memperlebar pori-pori dinding sel sehingga nutrisi masuk ke dalam sel sebetulnya juga diproduksi di dalam tubuh. Sayang, jumlahnya terbatas. Mengkudu juga menghasilkan proxeronine alias pembentuk xeronine dalam jumlah yang amat melimpah. Penemu senyawa aktif itu adalah Dr Ralph Heinicke, ahli biokimia di Universitas Hawaii, pada 1985.
Ralph menyarankan agar Wadsworth mengunjungi Tahiti. Di pulau yang ditemukan James Cook pada 1769 itu, John Wadsworth menemui penduduk setempat. Ia meminta izin untuk mendapatkan noni-begitulah orang Hawaii menyebut mengkudu.

Penduduk setempat mempersilakan untuk mengambil noni sebanyak-banyaknya karena mereka tak pernah memanfaatkannya. John Wadsworth semula terperangah. Ia minta ditunjukkan keberadaan noni. Ketika penduduk setempat menyodorkan seekor nyamuk, Wadsworth menggeleng. Dalam bahasa Polinesia noni berarti nyamuk. Ia mendeskripsikan buah yang tengah dicari. Untuk menyebut mengkudu, ternyata penduduk Polinesia mengatakan nono.

Bertahun-tahun masyarakat Polinesia Perancis memanfaatkan mengkudu untuk mengatasi beragam penyakit. Kahuna alias tabib meresepkan nono sejak 1.500 tahun lampau untuk mengobati demam, gangguan pernapasan, luka, dan penyakit kulit. Mereka akan mengatakan Ia'Orana (baca: iorana berarti hidup sehat) berkat kebiasaan mengkonsumsi mengkudu.

Kerabat kopi itu sebetulnya bukan tanaman asli Polinesia, tetapi dari Asia Tenggara seperti Indonesia. Pada 100 sebelum masehi terjadi migrasi penduduk Asia Tenggara ke Polinesia di Pasifik Selatan. Mereka membawa tanaman bahan pangan seperti talas, sukun, dan ubijalar serta tanaman obat, mengkudu. Spesies yang tumbuh di Polinesia sama dengan di Indonesia, yakni mengkudu bogor Morinda citrifolia.

Lacak pemetik
Setelah meriset mengkudu di Tahiti, Wadsworth membangun industri olahan buah noni itu di Provo, Utah, Amerika Serikat, bersama Stephen Story. Sumber bahan baku dari Polinesia ditangani secara higienis dan sistematis.
'Buah ini telah dirawat oleh alam dan sekarang tiba waktunya mengambil dari alam untuk memberkati berjuta-juta orang di bumi,' kata Wadsworth ketika mengawali produksi tahitian noni. Menurut Rianto Kunto dari PT Tahitian Noni Internasional Indonesia (TNI)-perusahaan distributor tahitian noni sejak 2005, hanya pemetik bersertifikat yang dipekerjakan perusahaan untuk memanen mengkudu.
Hasil panen antarpemetik tak tercampur hingga pengolahan di pabrik. Itulah sebabnya setelah diolah menjadi jus pun, PT Tahitian Noni International, produsen, dapat menelusuri pemetik buah mengkudu. Perusahaan yang berdiri pada Juli 1996 itu memberikan kode tertentu di setiap botol. 'Kalau ada konsumen yang komplain soal tahitian noni kita dapat mengecek siapa pemetik buah,' ujar Pieter dari TNI.
Sampai 2006, total jumlah produksi tahitian noni mencapai 107-juta botol 1 liter. 'Setiap 1,8 detik terjual 1 botol tahitian noni,' kata Pieter. Padahal, omzet pada tahun pertama hanya US$$33-juta. Dua tahun kemudian omzet tumbuh menjadi US$300-juta. Menurut Endjo Djauhariya, periset mengkudu dari Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, kualitas mengkudu ditentukan oleh lokasi tumbuh, juga proses pengolahan.
Bila lokasi budidaya jauh dari sumber polutan seperti halnya di Polinesia Perancis, buah pun bermutu tinggi. Mengkudu yang ditanam di Indonesia pun dapat menghasilkan buah berkualitas jika lokasi tumbuh bebas polutan dan diolah secara higienis.


No comments:

Post a Comment

Pakar Kesehatan Berpendapat :

Pakar Kesehatan Berpendapat :
"Tahitian Noni Juice membantu proses penyembuhan pasien diabetes dengan 3 jalan : meningkatkan sekresi insulin pada pankreas, penyerapan glukosa pada jaringan dan mereduksi penyerapan glukosa pada dinding usus" (Dr. Djoko Maryono SpPD SpJK, Internist and Cardiologist)



Translate to :

or HERE

Artikel, Kesaksian, Video